Penulis : Mura Alfa Zaez
Penerbit : Rumah Oranye
Tebal : 305 halaman
Resensi Novel
Penulis mengisahkan dirinya sebagai tokoh aku yang adalah Mimi, seorang anak yang memiliki dua adik (Aldi dan Rifka) dan orang tua yang menikah atas dasar cinta namun akhirnya berpisah juga. Dengan alur mundur-maju, Mimi menceritakan masa kecilnya dimana ia selalu melihat ayah dan ibunya bertengkar. Ayah yang selalu menghina ibu yang tidak becus mengurus rumah tangga padahal ibu juga bekerja karena ayah telah di PHK, ayah yang tidak peduli sama kelahiran Rifka dan malah pergi gitu aja, nenek (mertua ibunya) yang tidak menyukai sang ibu karena sebenarnya ia telah menjodohkan anaknya dengan wanita kaya, teman dari ibunya. Meskipun banyak perlakuan tidak baik dari ayah ke ibu, tetapi Mimi selalu melihat ibu tetap membela ayahnya dan mengatakan kalau ayahnya itu sangat menyayangi mereka.
Penulis menuturkan ceritanya sangat detail bahkan terkesan bertele-tele sampai akhirnya ia mengetahui kalau ayahnya terkena persugihan dari neneknya yang menyebabkan ayah berlaku kasar ke ibu. Akhirnya, Ayah lebih memilih untuk meninggalkan keluarganya demi kebaikan bersama. Setelah ayah pergi dan tak pernah kembali bahkan setelah ia SMA, Mimi yakin kalau ayahnya benar-benar telah mencampakan ibu dan kedua adiknya dan mulai membenci ayahnya.
Sampai akhirnya Mimi mengenal Kaka, cowok yang menyukai dia. Disinilah mulai ada konflik baru dimana Mimi harus dikerjain oleh Reva yang ternyata naksir sama Kaka, Mimi yang ternyata jatuh cinta sama Kaka, sampai akhirnya Kaka lah yang banyak menolong Mimi. Bahkan Mimi didamprat ibu-ibu yang mengatakan kalau ibunya yang janda telah menggoda suaminya, diejek sama Reva yang ternyata adalah anak dari ibu tersebut. Konflik Mimi dengan ibunya kembali di bangun di sini, dimana kedekatan antara Mimi dengan Ibu mulai digoyahkan. Namun semua bisa diselesaikan dengan baik. Setelah itu ada twist baru dimana benang merah terhubung kembali akan cerita keluarganya saat Mimi bertemu denan Antony yang ternyata adalah sepupu dari ayahnya. Dari Antony pun Mimi mencari tahu keberadaan ayahnya karena Rifka dan Aldi sangat merindukan ayah mereka, sebenarnya Mimi pun demikian.
Bak dewa penyelamat buat Mimi, Kaka membantu mengantar Mimi menemi ayahnya yang ternyata ada di Riau. Tetapi sampai di Riau, ayahnya udah pulang ke Medan. Mimi pun bertemu dengan Makde, kakak dari ayahnya yang menceritakan bahwa ayah dan ibunya itu telah bercerai. Ayahnya menikah lagi dengan pilihan neneknya namun pernikahan mereka berantakan. Ternyata ayah dan ibunya bercerai dan menikah lagi tanpa sepengetahuan Mimi. Dan anehnya Ibu Mimi memberikan syarat pada ayah agar ia tidak menemui anak-anaknya sebelum anak-anaknya menginginkan ayah untuk hadir di rumah. Disinilah Mimi sadar kalau selama ini yang menghalangi kepulangan ayahnya adalah kebenciannya terhadap ayahnya. Begitu Mimi pulang, ia menemukan ayah dan ibunya berkumpul bersama Aldi dan Rifka. Keluarga mereka bersatu kembali. Dan hubungan Mimi dan Kaka pun resmi berpacaran.
Ternyata hanya ketidak terbukaan antara ibu dan anak saja sehingga Mimi mengira kalau ayahnya benar-benar telah meninggalkannya dan gak pernah kembali. Secara garis besar cerita ini akan menyentuh pembaca karena mengambil tema keseharian yang biasanya terjadi dalam rumah tangga, dengan pemanisnya cerita sekolah Mimi, apalagi penulis menuliskannya dengan bahasa sehari-hari yang bisa dimengerti pembaca, namun untuk konflik dan twist-twist yang ada terlalu umum.
Sekian pendapat aku...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar